Fungsi Public Relations Officer dalam Manajemen Krisis
Jefkins (2003:10) mengemukakan
Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke
dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Salah satu
aktivitas manajemen yang dapat dilakukan oleh PRO adalah manajemen krisis
dengan melakukan riset. Menurut Kriyantoro dalam bukunya Public Relations,
Issue & Crisis Management, riset adalah alat dalam melakukan manajemen isu
seperti memonitor isu apa yang terjadi di kalangan public atau isu apa yang
menjadi pemberitaan media. Isu-isu tersebut kemudian di kelompokkan berdasarkan
kesamaan-kesamaannya dan dilakukan pemetaan isu, yang didalamnya memuat
informasi tentang jenis isu, siapa yang terkait isu tersebut, bagaimana potensi
ancaman isu terhadap citra dan apa solusi yang dapat ditawarkan agar isu tidak
berkembang. Isu yang tidak ditangano dapat membuat terjadinya krisis.
Lalu bagaimana
apabila krisis tersebut sudah terjadi dan berkecenderungan membesar?
Jika telah
terjadi demikian maka tidak ada jalan lain kecuali dengan secepat mungkin
menerapkan sistem manajemen krisis yang sistematis. Namun jika manajemen tidak meresponnya secara
cepat dengan cara memberikan informasi yang benar dan dapat dipercaya melakukan
tindakan yang cepat, maka dapat meningkatkan ekskalasi dari krisis tersebut.
Contohnya ketika
terjadi tragedi AirAsia QZ8501. Pemilik
maskapai rupanya benar-benar all out dalam meng-handle tragedi tersebut. Saat
dinyatakan hilang pada Minggu (28/12/2015) lalu, ia langsung terbang ke
Surabaya. Ia juga selalu meng-update perkembangan informasi melalui akun
twitternya. Hal ini mendapatkan respon positif bagi beberapa kalangan
masyarakat termasuk dalam tinjauan sudut pandang Public Relations.
Sebagaimana
yang dapat disadur dari Kriyantoro, dapat disimpulkan PRO disini berperan sebagai aktivitas
fungsi manajemen komunikasi. Komunikasi yang tertutup dapat menyebabkan
kesalahan persepsi dan memunculkan isu-isu yang meluas dan bersifat negatif bagi
perusahaan, untuk itu diperlukan adanya keakuratan sumber informasi dan strategi komunikasi oleh PRO kepada publik maupun elemen stakeholder lainnya untuk menangani krisis dan menjaga kestabilan citra perusahaan.
---
Referensi
Jefkins, Frank.
2003. Public Relations –
Disempurnakan oleh Danel Yadin. Jakarta : Erlangga.
Kriyantoro, Rachmat, 2015. Public
Relations, Issue & Crisis Management. Jakarta :
Prenata Media Group.
Tabel Stakeholder
No
|
Perusahaan
|
Stakeholder
|
Klasifikasi
|
Efek
|
1.
|
Universitas
|
Mahasiswa
|
Utama
|
Mahasiswa walaupun tidak
sebagaimana pimpinan universitas yang memiliki lebih banyak kewenangan dalam
menentukan kebijakan dan merealisasikan harapannya. Tetapi mahasiswa memiliki
kekuatan memilih yang sangat penting, menentukan reputasi PT, dan membuat PT
menjadi punya makna yang berbeda.
|
2.
|
Hotel
|
Tamu
|
Utama
|
Tamu merupakan target hotel
untuk menjual jasa dan fasilitas yang dimiliki. Hotel tidak dapat beroperasi
apabila tidak ada tamu yang menggunakan jasa hotel tersebut.
|
Auliya Ihza Husnudldlon
15730013
Komentar
Posting Komentar