Pengalaman Magang di Bank Indonesia
Halo para pembaca sekalian di mana pun kalian berada. Semoga senantiasa sehat dan bahagia, ya! Saat ini aku lagi merapikan profile LinkedIn. Saat mengisi bagian pengalaman bekerja, aku jadi flashback ke tahun 2018 dimana aku berhasil menjadi mahasiswa magang di Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi DIY. Aku senang sekali bisa berbagi pengalaman ini dengan kalian.
Jujur, sebagai mahasiswa yang saat itu masih belajar (sampai sekarang, pun), aku agak grogi awalnya ketika pertama kali memulai program magang ini. Tapi ternyata, lingkungan kerja yang mendukung di Bank Indonesia membuat aku cepat merasa nyaman dan bisa beradaptasi dengan baik. Bonusnya, magang di Bank Indonesia selain jadi one of moment perbaikan gizi dan juga dapat "gaji", lho!
Nah, di tulisan ini aku akan bercerita tentang tugas-tugas yang saya kerjakan, bagaimana awal mula memilih magang di Bank Indonesia, pengalaman menyenangkan yang aku alami, dan ilmu-ilmu baru yang aku pelajari selama magang. Semoga dengan sharing ini bisa memberikan inspirasi dan motivasi untuk teman-teman yang tertarik untuk mengikuti program magang di Bank Indonesia juga ya.
Yuk, kita mulai aja ceritanya!
Get to Know about Bank Indonesia KPw DIY
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi DIY terletak di Jl. Panembahan Senopati No. 4-6 Yogyakarta, berada di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Titik Nol Kilometer ini seolah menjadi tempat wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Berada tepat di jantung kota Jogja, kawasan ini selalu ramai dilewati orang setiap harinya. Mulai dari subuh, pagi, siang, malam, hingga dini hari. Titik Nol Kilometer pada beberapa tulisan bahkan disebut sebagai denyut nadinya Jogja. Kawasan sekitar Titik Nol Kilometer merupakan kawasan penting pada masa lalu hingga kini. Selain ada gedung Bank Indonesia, terdapat bangunan bersejarah lainnya seperti Gedung Bank Indonesia, dan Gedung Kantor Pos Besar.
Bank Indonesia Yogyakarta awal mulanya adalah sebuah Kantor Cabang De Javasche Bank Djogdjakarta. Keberadaan Kantor Cabang De Javasche Bank Yogyakarta ini merupakan usulan dari Firma Dorrepaal and Co Semarang. Dengan beberapa pertimbangan diantaranya dengan melihat Volume perdagangan di Yogyakarta yang semakin meningkat dan perputaran uang yang ada di Yogyakarta mencapai 2 hingga 3,5 juta gulden yang dilihat melalui Kantor Cabang De javasche Bank Soerakarta serta nilai produksi gula yang mencapai kurang lebih 2.580 ton per tahun maka preseiden De Javasche Bank ke -7 yakni MR. N P Van den Berg beserta jajaran direksi menyetujui usulan tersebut. Dan pada tahun 1879 dibangunlah sebuah bangunan sebagai Kantor Cabang De Javasche Bank di Yogyakarta dengan menempati area seluas 300 meter dan tanah yang dipergunakan tanah berstatus eigendom atau bukan merupakan tanah milik Sultan Yogyakarta lagi melainkan milik De Javasche Bank sendiri.
Perancangan gedung baru ini dilakukan oleh biro arsitek terkemuka di Hindia Belanda bernama N.V. Architecten-Ingenieursbureau Hulswit en Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers te Amsterdam yang didirikan pada tahun 1910 oleh Eduard Cuypers dan Marius J. Hulswitbersama A.A. Fermont. Gedung permanen tersebut akhirnya selesai pembangunannya pada tanggal 15 Februari 1915, dan sebagai pemimpin cabang pertamanya adalah A.F. Van Suchtelen. Bangunan ini dibuat dalam 3 lantai yang masing masing lantai mempunyai fungsi yang berbeda beda. Untuk lantai bawah sebagai tempat penyimpanan hal ini terlihat dengan adanya khazanah yang berfungsi sebagai penyimpanan uang. Untuk lantai satu dipergunakan sebagai ruangan utama serta kasir sedangkan lantai dua merupakan tempat tinggal bagi direksi dan keluarganya.
Bangunan ini fungsinya mengalami pasang surut seiring perkembangan yang ada, bahkan pada masa penjajahan Jepang yakni pada tahun 1942 kegiatan operasional bank tersebut terhenti. Sehingga Nanpo Kaihatsu Ginko di fungsikan sebagai bank sirkulasi di Jawa. Setelah mengalami proses tersebut baik selama penjajahan jepang hingga agresi militer Belanda di Yogyakarta akhirnya Kantor Cabang De Javasche Bank beroperasi kembali pada 22 Maret 1950 dan di nasionalisasikan pada tahun 1953.
Setelah menempati gedung baru di sebelah timurnya, gedung bekas De Javasce Bank itu dibuka untuk umum dan diresmikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 17 Februari 2012.
Sederhananya, Gedung Bank Indonesia di Kawasan titik nol Yogyakarta ini terbagi atas 2 gedung terpisah. Gedung sebelah timur yang lebih modern merupakan gedung baru dan merupakan BI KPw DIY, sementara gedung disebelahnya yang bercat putih dan bergaya kolonial sekarang sudah menjadi Museum. Kami menyebutnya Gedung Heritage. Selain sebagai museum gedung ini sering dijadikan sebagai venue event-event. Ada perpustakaan yang isinya buku dan literatur tentang Bank Indonesia, finance, dan sejarah Indonesia. Tempanya nyaman, free wifi dan bisa dikunjungi oleh masyarakat umum.
Awal Mula Menjadi Mahasiswa Magang di Bank Indonesia
Sebagai informasi, Bank Indonesia memang membuka kesempatan bagi mahasiswa/pelajar yg bermaksud untuk melaksanakan program magang/PKL di Bank Indonesia, baik BI Pusat maupun Kantor Perwakilan BI. Nah, mengajukan permohonan magang melalui email pkl@bi.go.id.
Lanjut cerita~ Awal persiapan dimulainya magang adalah dari pelaksanaan pembekalan program Kuliah Kerja Komunikasi (K3) yang diselenggarakan oleh prodiku. Selanjutnya, aku menentukan lokasi yang akan dijadikan tujuan pelaksanaan program K3 ini. Aku memilih melaksanakan KKK di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta. Persyaratan yang perlu dipenuhi untuk mengajukan izin KKK yaitu menyertakan surat rekomendasi dari universitas, Daftar Riwayat Hidup, Surat keterangan mahasiswa aktif yang dibuktikan dengan transkrip nilai (kumulatif), pas foto terbaru. Saat itu aku semester 6, sesuai dengan syarat minimal bisa magang di Bank Indonesia yaitu minimal semester 6.
Aku mengambil Surat Permohonan Izin KKK dari fakultas dan aku mengisi Surat Permohonan Izin tersebut pada tanggal 26/9/2018 dengan mengetahui Kaprodi Ilmu Komunikasi. Setelah surat tersebut dilegalisir dan dokumen lain yang dibutuhkan sudah lengkap, Aku langsung apply ke KPw Bank Indonesia DIY. Alhamdulillah, pada tanggal 12 Oktober, aku mendapatkan pemberitahuan perihal permohonan KKK di KPw BI, dan ya, hasilnya telah disetujui. Seneng banget! Aku masih ingat, waktu itu aku lagi ada di ruang pengurus UKM Koperasi Mahasiswa setelah kuliah. Oiya, pemberitahuan tersebut disampaikan melalui telepon. Aku bersyukur banget ternyata aku tidak menunggu sampai berbulan-bulan. Berdasarkan cerita kakak tingkatku waktu itu, magang di BI bisa memakan waktu lama untuk mendapatkan pengumumannya, dan terhitung cukup sulit karena bersaing dengan banyak mahasiswa yang juga ingin magang di sana.
Waktu pelaksanaan magang ini kurang lebih selama 1 bulan atau selama 20 hari kerja. Pada tanggal 26/10/2018, aku sudah diharuskan datang ke KPw BI DIY untuk pengenalan lingkungan dan persiapan menuju pelaksanaan magang tanggal 29 Oktober. Disini, kami bertemu dengan Mbak Andilina (yang selanjutnya pada blog ini aku sebut dengan Mbak Nina) selaku staf Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan (K3). Kami mendapat surat persetujuan dari KPw BI DIY, dan formulir peserta magang yang harus kami kumpulkan pada hari Senin, 29 Oktober dengan dilengkapi dengan cap dari fakultas.
Disini, Aku bertemu dengan ke enam mahasiswa magang lainnya. Masing-masing berasal dari universitas berbeda di Yogyakarta. Ada yang dari UGM, UTY, UPY, UNY dan UII. Kami mendapat arahan dari Mbak Nina mengenai ketentuan yang harus diikuti oleh peserta magang.
Oiya, berkas yang dilampirkan antara lain berikut ini:
1. Surat pengantar dari Universitas mencakup (Nama, Fakultas/Program Studi/Jurusan, Semester)
2. Keterangan Durasi dan Periode magang
3. Fotokopi transkip nilai semester terakhir 4. Data diri lengkap (CV)
5. Motivation Letter (menjelaskan maksud dan tujuan magang, harapan atau target yang akan dicapai).
6. Bidang pekerjaan yang diminati Kalian bisa cek di laman berikut ini untuk detailnya, ya!
7. Fotokopi KTP & NPWP (jamanku dulu ga wajib alias opsional)
8. Nomor rekening pribadi & nama pemilik rekening
Magang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY
Sebagai peserta magang di Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY, aku diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang dapat membentuk mental mahasiswa menjadi lebih kuat, sehingga terbentuk SDM yang memiliki kecakapan akademis dan kualitas moral yang baik. Program KKK dari Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora memungkinkan mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu selama kuliah ke dalam praktik kerja, sehingga menjadi bekal awal untuk memasuki dunia kerja secara profesional.
Pada awal masuk di KPw BI DIY, aku mendapatkan informasi mengenai bagaimana sistem magang di sana. Pada dua minggu awal, kami mendapatkan materi kebanksentralan dan orientasi unit kerja di KPw BI DIY. Pada minggu kedua ini diinformasikan kelompok atau tim yang terdiri dari satu sampai tiga mahasiswa. Tim ini nantinya meneliti permasalahan di KPw BI DIY untuk kemudian dipresentasikan dihadapan pejabat yang terkait sebagai salah satu metode penilaian magang. Kemudian pada minggu ketiga sampai selesai kami diposisikan pada fungsi yang telah disepakati bersama. Kami juga mendapat keterangan mengenai akses kami selama di kantor. Kami akan mendapat ID card yang sekaligus menjadi akses untuk memasuki ruangan-ruangan yang ada di KPw BI DIY.
Banyak momen yang masih kuingat hingga saat ini. Salah satunya adalah saat hari pertama magang di Bank Indonesia. Pada hari pertama, aku mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda. Selesai upacara, kami diajak foto bersama, bersalam sapa dan perkenalan singkat dengan para pegawai KPw BI DI. Setelah itu, aku bersama mahasiswa magang lainnya berkumpul di lantai satu KPw BI DIY sembari menunggu ditemui oleh Mbak Nina untuk mendapat arahan berikutnya. Selanjutnya, kami diarahkan untuk mengikuti seremonial pembukaan magang di Ruang Rapat Kepala Kpw BI DIY.
Seremonial ini dibuka oleh Ibu Sri Fitriani selaku Deputi KPw BI DIY. Dihadiri oleh Asisten Deputi Ibu Probo Sukesi, manajer fungsi analisis sistem pembayaran & PUR serta KI dan Perlindungan Konsumen Bapak Neldy Syafrizal, manajer fungsi perijinan SP dan PUR Ibu Maria H. Ellywati, manajer fungsi data dan statistic ekonomi dan keuangan Ibu Rizmah dan manajer fungsi koordinasi dan komunikasi kebijakan Bapak Ari F. dan mbak Nina selaku staf FK3. Seremonial ini sebagai ajang perkenalan peserta magang (yang berjumlah tujuh orang, including me). Tidak hanya ditanyai seputar nama dan asal universitas, namun kami juga diharuskan mempresentasikan alasan mengapa kami memilih magang di KPw BI DIY, apa yang dapat kita berikan untuk KPw BI DIY sesuai dengan ilmu yang kita pelajari di universitas, dan harapan kami tentang apa yang akan didapatkan melalui magang ini. Wahaha, aku berterima kasih pada diriku sendiri yang dengan serius mengerjakan proposal program K3ku sehingga aku bisa menjawab pertanyaan ini dengan baik.
Pada acara ini, dijelaskan mengenai pelaksanaan tugas di BI, tugas pokok masing-masing unit kerja dan tata peraturan yang harus dipatuhi peserta magang. Setelah seremonial selesai, kami mengerjakan Pre-test kebanksentralan yang nantinya akan menjadi indikator dari keberhasilan program magang di BI karena pada akhir masa magang, seluruh peserta magang akan mengerjakan post-test.
Selanjutnya, kami mengikuti Agenda Classical. Agenda Classical merupakan sharing knowledge pegawai dengan peserta magang. Semua pegawai di KPw BI DIY sangat ramah. Aku merasa beruntung bisa mendapatkan lingkungan yang baik dan mendukungku untuk belajar dengan nyaman.
Selama magang di Bank Indonesia, aku telah menyelesaikan beberapa tugas seperti membantu menyiapkan pelaksanaan rapat besar, menjadi notulen dalam beberapa kegiatan, ikut menjadi panitia acara Grebeg UMKM DIY 2018, mengkliping, praktik komunikasi organisasi, mengikuti prosesi wawancara oleh pers, serta mengikuti special event/kegiatan khusus. Aku sangat belajar mengenai keprotokoleran. Juga termasuk bagaimana estetika menata snack/kudapan untuk tamu. Aku bisa mengikuti event besar, terlibat membantu didalamnya, dan bertemu dengan tokoh penting.
Oiya, di akhir program, kita ada semacam sidang final gitu, mempresentasikan hasil riset kita terkait pengembangan Bank Indonesia.
Aku merasa senang dapat terlibat dalam elemen-elemen yang ada pada Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY, yang seluruhnya berhubungan dengan praktik Ilmu Komunikasi khususnya Public Relations. Selama magang, aku juga belajar tentang kesadaran monitoring media, strategi komunikasi, edukasi kepada stakeholders, serta program Andong (semacam program sharing knowledge). Buat kalian yang bingung mau magang di mana, Bank Indonesia bisa lho jadi tempat yang diperhitungkan.
Komentar
Posting Komentar